Dedy Tribun . Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 23 Januari 2014

Yusril Berhasil "Mencolong Informasi Basi" Mahfud MD

-- Putusan MK Pilpres Serentak Dilaksanakan 2019

Yusril Ihza Mahendra memang hebat. Atau hebat karena informasi. Saya pikir, Yusril hebat karena tau ada informasi kalau uji UU Pilres yang diajukan dan diributkan beberapa hari terakhir, dan Dia sepertinya  mengetahui hasilnya seperti itu.

Dia tau, Dimana MK menyatakan Pemilihan Legislatif serentak dengan Pemilihan Presiden. Tapi berlakunya tidak tahun 2014, melainkan tahun 2019. Yusrilpun kecewa, tapi kayaknya ngak kecewa-kecewa sekali.. hanya dia berhasil mengungkap kalau di MK ada Siluman, eh salah putusan Siluman.

Yusrilpun saya pikir tidak rugi, sedikit untung saja. Lumayan, sosok Yusril jadi perdebatan kalangan parpol dan pengamat politik di seluruh media.  Memang saya tidak menuduh, tapi mencoba menarik benang merah kalau Yusril dan Ketua MK Hamdan adalah teman. Apakah mereka teman dekat, saya tidak tau. Saya cuma menebak saja. Tebakan saya, kayaknya Ya.

Okelah, saya tidak akan menilai tentang apakah Prof Yusril mendapat info ini atau tidak dari Hamdan, yang menjadi perhatian saya, acara debat di Metro TV setelah Magrib Rabu (22/1), dimana hadir Mantan Ketua MK Mahfud MD dan mengungkap kalau putusan pemilu serentak telah disepakati Hakim MK sejak Maret 2013.

Bagi saya, bukan masalah lama atau kenapa sekarang dibacakan, tetapi kenapa Prof Mahfud diam saja. Padahal, hampir setiap hari dirinya berhadapan dengan wartawan.

Saya nilai Mahfud kecolongan dengan Yusril. Maknanya, Yusril berhasil memainkan kepintarannya dengan terus memaksa MK membacakan putusan tersebut. Padahal, Mahfud mungkin akan mengungkap ini pada satu waktu. Kapan, saya tidak tau.

Kecolongan, dalam artian Yusril menunjukan kehebatannya dibanding profesor hukum lainnya di negeri ini. Atau, bisa saja penilaian saya salah. Salah, mungkin saja, Prof Mahfud yang menginfokankan Prof Yusril, kalau ada putusan bla..bla..bla terkait uji pasal yang diajukan Effendi Ghazali.

Menginfokan, ke Yusril karena takut dianggap mencari populer ditengah kolenganya di MK bermasalah dengan hukum.  Tapi, penilaian dan pandangan saya, antara Mahfud dan Yusril tidak begitu dekat alias tidak kemistri. Dan, jarang sekali berada dalam satu tempat berdiskusi.

Dan, Jika seandaikan  Mahfud sengaja menyimpan informasi ini demi karir politiknya, saya binggung menilainya. Apakah Mahfud  pertanda sosok calon pemimpin yang baik atau tidak. Saya tidak mau menilai, silahkan Anda menilai sendiri.

Analisa saya, Mahfud mendiamkan karena belum satupun partai politik yang mendukung dirinya dicalonkan menjadi Capres. Akan berbeda, sebelum Maret 2013, atau April 2013 telah ada Partai Politik yang dengan bulat mendukungnnya. Maka, didetik akhir Mahfud berhenti, bisa jadi Pilres dan Pileg serentak.

Tapi, ceritanya berbeda dan tidak seperti harapan. Hingga berbulan-bulan berhenti, Mahfud tidak ada juga yang meminangnnya. Penjajakan dirinya ke Partai PKB dan Partai Demokrat, seakan mendapat penolakan.

Di Partai PKB, Mahfud sepertinya bersaing dengan Rhoma Irama dan JK . Sedangkan untuk maju di Partai Demokrat, sebelum konvensi Mahfud seakan tertarik.  Dan, karena calon yang maju terkuat adalah Mantan Kasad TNI Pramono dan Dahlan Iskan, akhirnya Mahfud mundur.

Kini Pemilu tinggal tiga bulan lagi, Mahfud belum juga berhasil mendapatkan kepercayaan partai Politik. Tentu, putusan MK yang membedakan Pileg dan Pilpres 2014 ini, dan diberlakukan pada tahun 2019, memberi harapan bagi mereka yang bukan calon dari Partai Politik. Disinilah harapan Mahfud maju nanti di Pilpres.

Kendati begitu, Yusril harus berterima kasih juga dengan MK dan Mahfud MD karena Partai Yusril Partai Bulan Bintang berhasil menjadi peserta pemilu 2014.  Partai PBB diputuskan MK peserta pemilu 18 Maret 2013. Kalau saja, Mahfud kelepasan ngomong ke Wartawan paska dia berhenti jadi Ketua MK, bahwa Pileg dan Pilres Serentak, saya rasa Yusril akan kelimpungan mengurus partainya. Dimana, dia harus mencari bacaleg daerah dan pusat dan juga harus memikirkan kesiapan dirinya menjadi calon presiden dari partai sendiri.

Tidak saja partai Yusril, agenda Partai Demokrat untuk mencapai Capres dari cara Konvensi akan gagal. Dan, akibat Gagal Konvensi ini, maka citra Demokrat pada Pemilu 2014 bisa ditebak nasibnya. Tapi, yang diuntungkan dari konvesi ini kayaknya Uda Efendi Ghozali deh.. kan jadi Juri Konvensinya.

Benar juga pendapat pengamat, kalau Pemilu tidak serentak yang diuntungkan juga  Partai Jokowi. Karena, PDI-Perjuangan butuh penilaian masyarakat apakah Gubernur Jakarta ini layak jadi Capres Partai atau tidak. Megawatipun jadi ada alasan, untuk menunda pengumuman siapa Capres dari partainya.

Dan, dari berpanjang-panjang tulisan ini, diman isinya tentang rasa penasaran dan pertanyaan saya saja, mendingan diselesaikan. Satu kesan yang saya tangkap, ribut-ribut di MK ini hanya ketidak terbukaan informasi.

Padahal, informasi yang mereka punya didapat karena sumpah jabatan dibawah kitab suci masing-masing. Sekali lagi, Anda yang disumpah dihadapan Tuhan, kembalilah merenungkan dan memikirkan apa sumpah yang ada ucapkan. Jangan sampai sumpah itu jadi musibah bagi Anda yang bersumpah. Jadi bertobatlah dan sampaikanlah walau itu pahit untuk didengar.



(@dedytribun/22 Januari 2014)

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 23 Januari 2014

Yusril Berhasil "Mencolong Informasi Basi" Mahfud MD

-- Putusan MK Pilpres Serentak Dilaksanakan 2019

Yusril Ihza Mahendra memang hebat. Atau hebat karena informasi. Saya pikir, Yusril hebat karena tau ada informasi kalau uji UU Pilres yang diajukan dan diributkan beberapa hari terakhir, dan Dia sepertinya  mengetahui hasilnya seperti itu.

Dia tau, Dimana MK menyatakan Pemilihan Legislatif serentak dengan Pemilihan Presiden. Tapi berlakunya tidak tahun 2014, melainkan tahun 2019. Yusrilpun kecewa, tapi kayaknya ngak kecewa-kecewa sekali.. hanya dia berhasil mengungkap kalau di MK ada Siluman, eh salah putusan Siluman.

Yusrilpun saya pikir tidak rugi, sedikit untung saja. Lumayan, sosok Yusril jadi perdebatan kalangan parpol dan pengamat politik di seluruh media.  Memang saya tidak menuduh, tapi mencoba menarik benang merah kalau Yusril dan Ketua MK Hamdan adalah teman. Apakah mereka teman dekat, saya tidak tau. Saya cuma menebak saja. Tebakan saya, kayaknya Ya.

Okelah, saya tidak akan menilai tentang apakah Prof Yusril mendapat info ini atau tidak dari Hamdan, yang menjadi perhatian saya, acara debat di Metro TV setelah Magrib Rabu (22/1), dimana hadir Mantan Ketua MK Mahfud MD dan mengungkap kalau putusan pemilu serentak telah disepakati Hakim MK sejak Maret 2013.

Bagi saya, bukan masalah lama atau kenapa sekarang dibacakan, tetapi kenapa Prof Mahfud diam saja. Padahal, hampir setiap hari dirinya berhadapan dengan wartawan.

Saya nilai Mahfud kecolongan dengan Yusril. Maknanya, Yusril berhasil memainkan kepintarannya dengan terus memaksa MK membacakan putusan tersebut. Padahal, Mahfud mungkin akan mengungkap ini pada satu waktu. Kapan, saya tidak tau.

Kecolongan, dalam artian Yusril menunjukan kehebatannya dibanding profesor hukum lainnya di negeri ini. Atau, bisa saja penilaian saya salah. Salah, mungkin saja, Prof Mahfud yang menginfokankan Prof Yusril, kalau ada putusan bla..bla..bla terkait uji pasal yang diajukan Effendi Ghazali.

Menginfokan, ke Yusril karena takut dianggap mencari populer ditengah kolenganya di MK bermasalah dengan hukum.  Tapi, penilaian dan pandangan saya, antara Mahfud dan Yusril tidak begitu dekat alias tidak kemistri. Dan, jarang sekali berada dalam satu tempat berdiskusi.

Dan, Jika seandaikan  Mahfud sengaja menyimpan informasi ini demi karir politiknya, saya binggung menilainya. Apakah Mahfud  pertanda sosok calon pemimpin yang baik atau tidak. Saya tidak mau menilai, silahkan Anda menilai sendiri.

Analisa saya, Mahfud mendiamkan karena belum satupun partai politik yang mendukung dirinya dicalonkan menjadi Capres. Akan berbeda, sebelum Maret 2013, atau April 2013 telah ada Partai Politik yang dengan bulat mendukungnnya. Maka, didetik akhir Mahfud berhenti, bisa jadi Pilres dan Pileg serentak.

Tapi, ceritanya berbeda dan tidak seperti harapan. Hingga berbulan-bulan berhenti, Mahfud tidak ada juga yang meminangnnya. Penjajakan dirinya ke Partai PKB dan Partai Demokrat, seakan mendapat penolakan.

Di Partai PKB, Mahfud sepertinya bersaing dengan Rhoma Irama dan JK . Sedangkan untuk maju di Partai Demokrat, sebelum konvensi Mahfud seakan tertarik.  Dan, karena calon yang maju terkuat adalah Mantan Kasad TNI Pramono dan Dahlan Iskan, akhirnya Mahfud mundur.

Kini Pemilu tinggal tiga bulan lagi, Mahfud belum juga berhasil mendapatkan kepercayaan partai Politik. Tentu, putusan MK yang membedakan Pileg dan Pilpres 2014 ini, dan diberlakukan pada tahun 2019, memberi harapan bagi mereka yang bukan calon dari Partai Politik. Disinilah harapan Mahfud maju nanti di Pilpres.

Kendati begitu, Yusril harus berterima kasih juga dengan MK dan Mahfud MD karena Partai Yusril Partai Bulan Bintang berhasil menjadi peserta pemilu 2014.  Partai PBB diputuskan MK peserta pemilu 18 Maret 2013. Kalau saja, Mahfud kelepasan ngomong ke Wartawan paska dia berhenti jadi Ketua MK, bahwa Pileg dan Pilres Serentak, saya rasa Yusril akan kelimpungan mengurus partainya. Dimana, dia harus mencari bacaleg daerah dan pusat dan juga harus memikirkan kesiapan dirinya menjadi calon presiden dari partai sendiri.

Tidak saja partai Yusril, agenda Partai Demokrat untuk mencapai Capres dari cara Konvensi akan gagal. Dan, akibat Gagal Konvensi ini, maka citra Demokrat pada Pemilu 2014 bisa ditebak nasibnya. Tapi, yang diuntungkan dari konvesi ini kayaknya Uda Efendi Ghozali deh.. kan jadi Juri Konvensinya.

Benar juga pendapat pengamat, kalau Pemilu tidak serentak yang diuntungkan juga  Partai Jokowi. Karena, PDI-Perjuangan butuh penilaian masyarakat apakah Gubernur Jakarta ini layak jadi Capres Partai atau tidak. Megawatipun jadi ada alasan, untuk menunda pengumuman siapa Capres dari partainya.

Dan, dari berpanjang-panjang tulisan ini, diman isinya tentang rasa penasaran dan pertanyaan saya saja, mendingan diselesaikan. Satu kesan yang saya tangkap, ribut-ribut di MK ini hanya ketidak terbukaan informasi.

Padahal, informasi yang mereka punya didapat karena sumpah jabatan dibawah kitab suci masing-masing. Sekali lagi, Anda yang disumpah dihadapan Tuhan, kembalilah merenungkan dan memikirkan apa sumpah yang ada ucapkan. Jangan sampai sumpah itu jadi musibah bagi Anda yang bersumpah. Jadi bertobatlah dan sampaikanlah walau itu pahit untuk didengar.



(@dedytribun/22 Januari 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About

Copyright © Modus News Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger