skip to main |
skip to sidebar
Detik-detik Jatuhnya Singgasana Penguasa
Judul diatas jelas dan mungkin akan nyata terjadi. Detik dalam artian
waktu yang tidak beberapa lama lagi, penguasa di negeri ini akan jatuh
ke tangan masyarakat. Jatuh dalam artian lembutnya, harus turun karena
aturan undang-undang mewajibkan pengusaha (presiden) yang telah menjabat
dua periode tidak berhak lagi menjabat sebagai presiden untuk ketiga
kalinya..
Undang-undang ini hasil tercipta setelah reformasi 1998 yang digelar
oleh Mahasiswa bersama masyarakat. Bahwa, pada orde Soeharto, selama
32
tahun menjabat sebagai presiden, telah dirasakan kesedihan dan
kepedihannya, terutama keadilan dan demokrasi.
Khusus detik
kali ini, tepatnya di tahun 2014, jatuhnya penguasa/ presiden, serta
dan akan lahir penguasa baru, akan ditentukan masyarakat sendiri.
Pertanyaannya, penguasa seperti apa yang diinginkan? Sudahkan Anda
memiliki kriteria calon penguasa yang akan memimpin negeri ini? Jika
belum sepertinya masih ada 4-6 bulan ke depan menimbang-nimbang.
4 bulan karena akan ada proses pemilihan calon legislatif diseluruh
tingkatan, dan disusul dengan pemilihan calon presiden periode 5 tahun
ke depan.
Tentu, akan sangat merugi jika Anda yang memiliki
hak suara untuk memilih, menganggap sepele tidak akan ikut memilih,
alias golput April 2014
Bagi calon penguasa yang
mementingkan kelanggengan kekuasaan serta kesejahteraan keluarganya,
tingginya angka GOLPUT akan menguntungkan mereka.
Karena,
calon penguasa sejak jauh hari menghamburkan uang kepada masyarakat
yang berhasil dibeli dan berjanji akan memilih mereka nanti. Peduli
amat, apa dan bagaimana latar belakang calon penguasa itu, yang penting
dapat duit..
Dalam pandangan saya, untuk suara golput
ini,kebanyak Golput adalah kalangan intelektual muda dan idealis serta
kritis. Tapi, melekat juga sifat pemalasnya.
Dengan kemampuan
mereka kritis yang tidak menurut terhadap mereka yang dibayar untuk
memilih, akan sangat berperan menentukan siapa calon pengusa untuk 5
tahun kedepan.
Jadi, dari sekarang jika masih berpikiran
Golput, sadar dan mari berpaartisipasi. Fakta setiap pemilihan, angka
Golput rata-rata mencapai 40-45 persen. Jikalau yang Golput ini adalah
pemilih cerdas dan pemilih kritis, maka calon penguasa yang rela
membayar uang untuk dipilih (oleh pemilih tidak cerdas/kelas bawah) akan
bisa dikalahkan..
Mari jadi saksi untuk jatuhnya penguasa lama
dan menjadi saksi dan berperan untuk menciptakan penguasa yang baru..
Kenapa pakai kata penguasa.. karena dengan kata ini mereka bisa
dijatuhkan.
Kalau pakai kata presiden, menteri, gubernur,
walikota, bupati atau camat, hanya kata-kata jabatan. Jabatan tidak
bisa dijatuhkan, tetapi sebuah anugerah kepada mereka yang berbuat baik
kepada penguasa. Siapa Penguasa di Negeri Ini.. Ya Anda, Saya dan seluruh Masyarakat. (dedy suwadha/1 Januari 2014)
Detik-detik Jatuhnya Singgasana Penguasa
Judul diatas jelas dan mungkin akan nyata terjadi. Detik dalam artian
waktu yang tidak beberapa lama lagi, penguasa di negeri ini akan jatuh
ke tangan masyarakat. Jatuh dalam artian lembutnya, harus turun karena
aturan undang-undang mewajibkan pengusaha (presiden) yang telah menjabat
dua periode tidak berhak lagi menjabat sebagai presiden untuk ketiga
kalinya..
Undang-undang ini hasil tercipta setelah reformasi 1998 yang digelar
oleh Mahasiswa bersama masyarakat. Bahwa, pada orde Soeharto, selama
32
tahun menjabat sebagai presiden, telah dirasakan kesedihan dan
kepedihannya, terutama keadilan dan demokrasi.
Khusus detik
kali ini, tepatnya di tahun 2014, jatuhnya penguasa/ presiden, serta
dan akan lahir penguasa baru, akan ditentukan masyarakat sendiri.
Pertanyaannya, penguasa seperti apa yang diinginkan? Sudahkan Anda
memiliki kriteria calon penguasa yang akan memimpin negeri ini? Jika
belum sepertinya masih ada 4-6 bulan ke depan menimbang-nimbang.
4 bulan karena akan ada proses pemilihan calon legislatif diseluruh
tingkatan, dan disusul dengan pemilihan calon presiden periode 5 tahun
ke depan.
Tentu, akan sangat merugi jika Anda yang memiliki
hak suara untuk memilih, menganggap sepele tidak akan ikut memilih,
alias golput April 2014
Bagi calon penguasa yang
mementingkan kelanggengan kekuasaan serta kesejahteraan keluarganya,
tingginya angka GOLPUT akan menguntungkan mereka.
Karena,
calon penguasa sejak jauh hari menghamburkan uang kepada masyarakat
yang berhasil dibeli dan berjanji akan memilih mereka nanti. Peduli
amat, apa dan bagaimana latar belakang calon penguasa itu, yang penting
dapat duit..
Dalam pandangan saya, untuk suara golput
ini,kebanyak Golput adalah kalangan intelektual muda dan idealis serta
kritis. Tapi, melekat juga sifat pemalasnya.
Dengan kemampuan
mereka kritis yang tidak menurut terhadap mereka yang dibayar untuk
memilih, akan sangat berperan menentukan siapa calon pengusa untuk 5
tahun kedepan.
Jadi, dari sekarang jika masih berpikiran
Golput, sadar dan mari berpaartisipasi. Fakta setiap pemilihan, angka
Golput rata-rata mencapai 40-45 persen. Jikalau yang Golput ini adalah
pemilih cerdas dan pemilih kritis, maka calon penguasa yang rela
membayar uang untuk dipilih (oleh pemilih tidak cerdas/kelas bawah) akan
bisa dikalahkan..
Mari jadi saksi untuk jatuhnya penguasa lama
dan menjadi saksi dan berperan untuk menciptakan penguasa yang baru..
Kenapa pakai kata penguasa.. karena dengan kata ini mereka bisa
dijatuhkan.
Kalau pakai kata presiden, menteri, gubernur,
walikota, bupati atau camat, hanya kata-kata jabatan. Jabatan tidak
bisa dijatuhkan, tetapi sebuah anugerah kepada mereka yang berbuat baik
kepada penguasa. Siapa Penguasa di Negeri Ini.. Ya Anda, Saya dan seluruh Masyarakat. (dedy suwadha/1 Januari 2014)
0 komentar:
Posting Komentar