Browse » Home
Jumat, 17 Januari 2014
Wako Padang Pengen "Naik Kelas" di Provinsi Kepri
Ini berita Tribun Network yang mungkin terbit besok. Berita ditulis oleh teman kami yang bertugas di Pulau Natuna. Beritanya sih bagi masyarakat Kepri belum begitu menarik, apalagi menghebohkan.
Beritanya adalah.. Fauzi Bahar Bidik Kursi Wagub Kepri 2..
Berikut Kutipannya : "" NATUNA, TRIBUN – Walikota Padang, Fauzi Bahar mengaku tengah membidik kursi Kepri 2. Fauzi yang akan habis masa jabatannya sebagai walikota pada Februari tahun ini, mengatakan siap bersaing 2015 ini untuk tampil sebagai wakil gubernur di Kepri.
Banyak alasan yang menjadikannya begitu termotivasi. Potensi kelautan Kepri diakuinya sangat luar biasa, menurutnya perlu pengelolaan yang lebih maksimal.
“Apalagi saya punya latar belakang Navy (angkatan laut). Kebetulan sehabis periode jabatan walikota saya Februari ini, saya berencana tinggal di Natuna kampung halaman istri saya. Ada hal yang ingin saya kerjakan di sini, jika pun tidak terpilih nantinya sebagai wakil gubernur kemungkinan besar saya akan di Natuna” ujarnya saat dijumpai Tribun usai silaturahmi warga Minang di Ranai, Jumat (17/1) sore.""
Stop dulu.. lebih lengkap di edisi cetak besok, mungkin di koran Tribun atau Bintan News. (upps bukan promosi tapi menghargai copy paste)
Judul berita ini, saya kutip dan Share ke Twitter @dedytribun dan jadikan status di BBM saya. Selang beberapa detik, ada yang retwett dan teman setia komen di BBM. Komentar dari media sosial pun, bernada negatif, dan mempertanyakan.
Mungkin.. Mungkin bagi Anda yang dekat dengan Sosok Fauzi Bahar, informasi ini sudah ngak asing lagi..
Tapi, bagi saya ini informasi terbaru dan cukup kaget juga membaca kiriman berita di milis. Sebagai putra Minang lahir dan besar di Kota Padang, dan merantau ke Melayu Kepri ini, saya tidak mengenal siapa Fauzi Bahar.
Maklum, saya merantau waktu itu wakonya Zuen Rais atau siapa ya. Gubernurnya pun belum Gamawan Fauzi deh.
Jadi, saya awam tentang pria katanya mantan Marinir TNI AL. Sosoknya saya dengar dari sanak dan teman di kampung juga alumni IKIP Padang. ( Kayaknya Guru Nyasar ni sama kayak saya).
10 tahun meninggalkan kampung, sayapun dipertemukan dan mendengar Fauzi Bahar Berbicara. 10 tahun itu, kalau saya merantau tahun 2000, ya tahun 2010 lah. Tepatnya tragedi Gempa yang meluluh lantakan Kota Padang- Pariaman dan sekitarnya.
Ratusan ribu orang menjadi korban kerugian gempa ini, belum lagi jumlah orang yang meninggal ditempat terhimpir bangunan dan tanah longsor.
Ya, Keluarga besar saya ada jadi korban, dan dalam bentuk ambruk rumah dan hingga 2014 ini masih rata dengan tanah.
Balik lagi.. Kejadian itu bikin hati ketakutan, karena Ibunda Saya tinggal di Kota Padang. Musibah itu memutuskan seluruh jaringan komunikasi. Panik dong..
Sayapun mengusulkan diri cabut ke Padang untuk tugas liputan. Memberitakan sendiri kondisi Padang sambil membantu keluarga.
Alhammdulillah akhirnya ibu dan ibu mertua selamat, walau rumah saya retak dan sebagian tembok menyatu dengan tanah.
Oh iya, sampai lupa ama Fauzi nya. Oke saya kutip penjelasannya. " Bla.. bla.. bala.. bala dan bla-bla lagi," maaf lupa..
Isinya, dia pas kejadian langsung ke ambacang. Gempa meluluhlantak Kota Padang.. Pulanglah dunsanak di Rantau.. Bantulah.. ( kayaknya seperti itu deh) diluar penjelasan ke media berapa korban sementara dan bagaimana upayanya, di Gedung Daerah gubernuran Sumbar di Kota Padang.
Bantuanpun dihari ke tiga mulai berdatangan, dan presidenpun datang. Ramai dan menumpuk bantuan hingga hari-hari berikutnya.
Saya sibuk berfoto ria disemua lokasi kerusakan. Dan tentu melaporkan ke redaksi. 10 hari juga saya di Padang dan dekat dengan orang tua. 10 hari tidur Dibawah kecemasan gempa susulan yang getaran lebih besar.
Ok, selang 3 tahun saya tidak pulang ke Kota Padang, dan tepatnya lebaran 2013 lalu. Saya sangat kaget dan kecewa parah dan kronis, melihat kondisi kota Padang hancur-hancuran.
Kawasan Pasar Raya yang jadi lokasi idola saya remaja, bak pasar sayur dan ikan terbesar di dunia. Saking merusaknya, tu pasar tumpah ruah sampai ke jalan utama sebelah Kantor Walikota dan SMA 1 Kota Padang.
Taiklah dalam hati mengerut. Ini pada kemana mahasiswanya, pada kemana LSMnya, pada Kemana MEDIA Lokal, pada kemana anggota dewannya, pada kemana mereka yang kritis seperti Kami yang berjuang di era Reformasi 1998.
Satu kata, Kota Padang hancur lebur dan tidak terkelola dengan rancangan kota yang baik dan benar. Pikiran saya langsung ke sosok Wakonya, ini kemana orang ini..
Wajar marah, karena saya sebelum meninggalkan liputan Gempa, melihat dan mencatat total bantuan mencapai ratusan miliar dalam bentuk sumbangan langsung maupun tidak langsung. Belum lagi, bantuan pusat.
Pertanyaannya, itu duit pada kemana dihabiskan. Itu duit dibuat apa, sehingga menata pusat sejarah remaja saya yaitu Pasar Raya saja tidak Bisa.
Kondisi tambah mengecewakan ketika bermain ke Pantai Padang. Dulu adalah lokasi terbuka bagi masyarakat. Tapi sekarang, semua berlomba-lomba dan seakan-akan kalau bisa bercirikan ruko dipasir tepi pantai.. maka sepertinya dilakukan.
Itu pantai tertutup habis dengan restoran terpandang didunia. Restorannya, plus tenda remang-remang dan musik menghentak. (diskotik k5 ya di Pantai Padang lah).
Padalah, lokasi itu dulu remaja bisa bermain bola kaki dengan leluasa, sekarang.. Entah apa yang dibuat oleh Walikotanya.. Seakan-akan persilakan dan Ayo mari, hilangkan potensi wisatanya.
Oh ya, saya minta maaf kalau kecewa dengan kondisi kota Padang. Walau amburadul tata kotanya, tapi yang namanya Makanan Dan Minuman masih Nomor 1 di Dunia.
Kembali ke alinea atas tulisan ini, jika memang Fauzi Bahar mau maju di Pilgub Kepri, maka baiknya pertanggung jawaban dulu Kota Padang. Apalagi, isu terkait dana bencana gempa diduga telah ditelaah oleh KPK.
Khusus yang KPK ini saya belum dapat info lengkapnya.. maaf cuma menduga.
Dan.. kalau memang mau maju juga, maka mengandalkan uang saja tidak cukup, di Kepri ini, Anda harus berkolaborasi dengan semua RAS. Tidak bisa mengandalkan satu suku saja.
Apalagi, kepentingan investasi di Kepri sangat tinggi. Kalau tidak punya jaringan seperti itu, baiknya mundur teratur.
Tapi.. kalau melihat niat mau mengembangkan industri kemaritiman, mungkin ide bagus. Usul saja, baiknya di Kepri ini Buatlah Pabrik Pengolahan Ikan kemasan.
Sebenarnya ide ini udah ada sama Pak Gub Kepri saat ini, sayang jelang akhir jabatannya, kayaknya belum ada tanda-tandanya.
Terakhir, walau pandangan saya sedikit kurang kepada sosok Fauzi Bahar, tapi bicara demokrasi, kalau rakyat mendukung dan terpilih pasangan ini.. Anda, saya menerima dengan terbuka. Oh iya, takdir juga menentukan, jiak Pencipta berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin. (dedy suwadha/17 Januari 2014)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 17 Januari 2014
Wako Padang Pengen "Naik Kelas" di Provinsi Kepri
Ini berita Tribun Network yang mungkin terbit besok. Berita ditulis oleh teman kami yang bertugas di Pulau Natuna. Beritanya sih bagi masyarakat Kepri belum begitu menarik, apalagi menghebohkan.
Beritanya adalah.. Fauzi Bahar Bidik Kursi Wagub Kepri 2..
Berikut Kutipannya : "" NATUNA, TRIBUN – Walikota Padang, Fauzi Bahar mengaku tengah membidik kursi Kepri 2. Fauzi yang akan habis masa jabatannya sebagai walikota pada Februari tahun ini, mengatakan siap bersaing 2015 ini untuk tampil sebagai wakil gubernur di Kepri.
Banyak alasan yang menjadikannya begitu termotivasi. Potensi kelautan Kepri diakuinya sangat luar biasa, menurutnya perlu pengelolaan yang lebih maksimal.
“Apalagi saya punya latar belakang Navy (angkatan laut). Kebetulan sehabis periode jabatan walikota saya Februari ini, saya berencana tinggal di Natuna kampung halaman istri saya. Ada hal yang ingin saya kerjakan di sini, jika pun tidak terpilih nantinya sebagai wakil gubernur kemungkinan besar saya akan di Natuna” ujarnya saat dijumpai Tribun usai silaturahmi warga Minang di Ranai, Jumat (17/1) sore.""
Stop dulu.. lebih lengkap di edisi cetak besok, mungkin di koran Tribun atau Bintan News. (upps bukan promosi tapi menghargai copy paste)
Judul berita ini, saya kutip dan Share ke Twitter @dedytribun dan jadikan status di BBM saya. Selang beberapa detik, ada yang retwett dan teman setia komen di BBM. Komentar dari media sosial pun, bernada negatif, dan mempertanyakan.
Mungkin.. Mungkin bagi Anda yang dekat dengan Sosok Fauzi Bahar, informasi ini sudah ngak asing lagi..
Tapi, bagi saya ini informasi terbaru dan cukup kaget juga membaca kiriman berita di milis. Sebagai putra Minang lahir dan besar di Kota Padang, dan merantau ke Melayu Kepri ini, saya tidak mengenal siapa Fauzi Bahar.
Maklum, saya merantau waktu itu wakonya Zuen Rais atau siapa ya. Gubernurnya pun belum Gamawan Fauzi deh.
Jadi, saya awam tentang pria katanya mantan Marinir TNI AL. Sosoknya saya dengar dari sanak dan teman di kampung juga alumni IKIP Padang. ( Kayaknya Guru Nyasar ni sama kayak saya).
10 tahun meninggalkan kampung, sayapun dipertemukan dan mendengar Fauzi Bahar Berbicara. 10 tahun itu, kalau saya merantau tahun 2000, ya tahun 2010 lah. Tepatnya tragedi Gempa yang meluluh lantakan Kota Padang- Pariaman dan sekitarnya.
Ratusan ribu orang menjadi korban kerugian gempa ini, belum lagi jumlah orang yang meninggal ditempat terhimpir bangunan dan tanah longsor.
Ya, Keluarga besar saya ada jadi korban, dan dalam bentuk ambruk rumah dan hingga 2014 ini masih rata dengan tanah.
Balik lagi.. Kejadian itu bikin hati ketakutan, karena Ibunda Saya tinggal di Kota Padang. Musibah itu memutuskan seluruh jaringan komunikasi. Panik dong..
Sayapun mengusulkan diri cabut ke Padang untuk tugas liputan. Memberitakan sendiri kondisi Padang sambil membantu keluarga.
Alhammdulillah akhirnya ibu dan ibu mertua selamat, walau rumah saya retak dan sebagian tembok menyatu dengan tanah.
Oh iya, sampai lupa ama Fauzi nya. Oke saya kutip penjelasannya. " Bla.. bla.. bala.. bala dan bla-bla lagi," maaf lupa..
Isinya, dia pas kejadian langsung ke ambacang. Gempa meluluhlantak Kota Padang.. Pulanglah dunsanak di Rantau.. Bantulah.. ( kayaknya seperti itu deh) diluar penjelasan ke media berapa korban sementara dan bagaimana upayanya, di Gedung Daerah gubernuran Sumbar di Kota Padang.
Bantuanpun dihari ke tiga mulai berdatangan, dan presidenpun datang. Ramai dan menumpuk bantuan hingga hari-hari berikutnya.
Saya sibuk berfoto ria disemua lokasi kerusakan. Dan tentu melaporkan ke redaksi. 10 hari juga saya di Padang dan dekat dengan orang tua. 10 hari tidur Dibawah kecemasan gempa susulan yang getaran lebih besar.
Ok, selang 3 tahun saya tidak pulang ke Kota Padang, dan tepatnya lebaran 2013 lalu. Saya sangat kaget dan kecewa parah dan kronis, melihat kondisi kota Padang hancur-hancuran.
Kawasan Pasar Raya yang jadi lokasi idola saya remaja, bak pasar sayur dan ikan terbesar di dunia. Saking merusaknya, tu pasar tumpah ruah sampai ke jalan utama sebelah Kantor Walikota dan SMA 1 Kota Padang.
Taiklah dalam hati mengerut. Ini pada kemana mahasiswanya, pada kemana LSMnya, pada Kemana MEDIA Lokal, pada kemana anggota dewannya, pada kemana mereka yang kritis seperti Kami yang berjuang di era Reformasi 1998.
Satu kata, Kota Padang hancur lebur dan tidak terkelola dengan rancangan kota yang baik dan benar. Pikiran saya langsung ke sosok Wakonya, ini kemana orang ini..
Wajar marah, karena saya sebelum meninggalkan liputan Gempa, melihat dan mencatat total bantuan mencapai ratusan miliar dalam bentuk sumbangan langsung maupun tidak langsung. Belum lagi, bantuan pusat.
Pertanyaannya, itu duit pada kemana dihabiskan. Itu duit dibuat apa, sehingga menata pusat sejarah remaja saya yaitu Pasar Raya saja tidak Bisa.
Kondisi tambah mengecewakan ketika bermain ke Pantai Padang. Dulu adalah lokasi terbuka bagi masyarakat. Tapi sekarang, semua berlomba-lomba dan seakan-akan kalau bisa bercirikan ruko dipasir tepi pantai.. maka sepertinya dilakukan.
Itu pantai tertutup habis dengan restoran terpandang didunia. Restorannya, plus tenda remang-remang dan musik menghentak. (diskotik k5 ya di Pantai Padang lah).
Padalah, lokasi itu dulu remaja bisa bermain bola kaki dengan leluasa, sekarang.. Entah apa yang dibuat oleh Walikotanya.. Seakan-akan persilakan dan Ayo mari, hilangkan potensi wisatanya.
Oh ya, saya minta maaf kalau kecewa dengan kondisi kota Padang. Walau amburadul tata kotanya, tapi yang namanya Makanan Dan Minuman masih Nomor 1 di Dunia.
Kembali ke alinea atas tulisan ini, jika memang Fauzi Bahar mau maju di Pilgub Kepri, maka baiknya pertanggung jawaban dulu Kota Padang. Apalagi, isu terkait dana bencana gempa diduga telah ditelaah oleh KPK.
Khusus yang KPK ini saya belum dapat info lengkapnya.. maaf cuma menduga.
Dan.. kalau memang mau maju juga, maka mengandalkan uang saja tidak cukup, di Kepri ini, Anda harus berkolaborasi dengan semua RAS. Tidak bisa mengandalkan satu suku saja.
Apalagi, kepentingan investasi di Kepri sangat tinggi. Kalau tidak punya jaringan seperti itu, baiknya mundur teratur.
Tapi.. kalau melihat niat mau mengembangkan industri kemaritiman, mungkin ide bagus. Usul saja, baiknya di Kepri ini Buatlah Pabrik Pengolahan Ikan kemasan.
Sebenarnya ide ini udah ada sama Pak Gub Kepri saat ini, sayang jelang akhir jabatannya, kayaknya belum ada tanda-tandanya.
Terakhir, walau pandangan saya sedikit kurang kepada sosok Fauzi Bahar, tapi bicara demokrasi, kalau rakyat mendukung dan terpilih pasangan ini.. Anda, saya menerima dengan terbuka. Oh iya, takdir juga menentukan, jiak Pencipta berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin. (dedy suwadha/17 Januari 2014)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HHH
BalasHapusTerharu bacanya...sukses selalu...semoga kita mendpt pemimpin yg amanah dan jujur...
BalasHapus