Dedy Tribun . Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 09 Januari 2014

Jika Semua Anggota DPR Perempuan




 Judul ini termaktub setelah melihat siaran televisi lokal, yang membicarakan peran perempuan harus bisa mewujud cita-citanya. Kalau bercita-cita saat ini jadi caleg, maka harus bisa mewujudkannya menjadi anggota dewan perwakilan rakyat.

Sang pembicara seorang caleg perempuan dan terdengar bersemangat melontarkan ide-idenya. Saking semangatnya, sang pembawa acara terbengong-bengong, sambil berkata iya-iya dan Oh gitu ya buk.

Wow atau alamak atau apalah yang terlontar dari Anda, jika memang judul di atas terwujud..  Siapa tau, dan takdir mengamini.

Sejenak berpikir, mungkin bisa terwujud, karena penyebaran caleg perempuan sepertinya merata di masing-masing daerah pemilihan. Bisa saja terwujud, karena katanya jumlah pemilih perempuan lebih banyak dari pemilih pria.

Tapi, jika memang terjadi, bahwa di satu kota, atau sejumlah kota di negeri ini, anggota dewan yang duduk semua adalah perempuan. Pertanyaanya, siapkah Anda yang laki-laki menerima kondisi tersebut ?

Kalau Saya siap saja, karena mereka secara hukum dan demokrasi mereka terpilih dan dipercaya oleh masyarakat. Artinya, inilah demokrasi itu, dan Indonesia saat ini tengah menjalankannya secara terbuka paska reformasi 1998.

Tentu saja.. Ada gejolak dan tidak senang jika terjadi kondisi demikian. Mereka-mereka yang membawa nama agama atau monarki, saya tebak akan melawan, dan jelas perlawanan mereka terlambat.

Cuma Berandai-andai

Ketika ibu-ibu dewan ini duduk, dalam pikiran saya, pada 2 bulan mereka duduk dan dilantik jadi anggota dewan, hal pertama sikapi dan akan dilakukan menyikapi dekorasi atau gorden di ruangan. Bisa gorden dan dekorasi di ruangan sidang, ruang komisi, atau toilet. Bisa jadi, warna gorden masing-masing fraksi beda warna, sesuai dengan warna partai. (itu kalau melihat gaya istri saya setiap mau lebaran)

Mungkin saja, pada bulan berikutnya akan banyak kaca-kaca ukuran besar menempel di dinding dewan. Lebih privasi akan ada ruangan berhias lengkap dengan lemari baju serta peralatan Make up.  Nah, gimana dengan kendaraan operasional. Kira-kira mobil baru jenis apa ya yang disukai perempuan saat ini?.

Selesai bahas ruangan dan kendaraan, giliran penampilan dan pakaian. Dalam benak saya, pakaian jelas modis seperti pakaian-pakaian perempuan pergi arisan. Jika melihat baliho dan poster caleg perempuan yang bertebaran saat ini, sepertinya hijaber mendominasi.

Ok.. mari berandai dengan kebijakan untuk masyarakat. Kira-kira kebijakan apa yang akan mereka buat pertama kali ya. Karena peduli ibu rumah tangga, maka kebijakan populis adalah menurunkan harga sembako, entah bagaimana caranya.

Kebijakan publik lainnya, bisa jadi penempatan pos anggaran yang berbasis keberpihakan kepada perempuan.Apa saja itu, bagi saya masih teka-teki, jika Anda perempuan apa yang menurut Anda diutamakan.

Kegiatan yang paling ditunggu-tunggu bisa jadi reses, atau kunjungan kerja keluar kota atau keluar negeri.. "Blanja-blanja". Kalau rapat tertutup atau sidang mungkin lebih menarik lagi untuk dilihat. (gosip dulu baru sidang, apa sidang berbarengan dengan gosip) he he he.. (maaf ya)

Pandangan Saja

Jika kekuasaan dan kenyamanan telah ditangan dan dirasakan, apakah peran mereka melayani suami dan besar anak akan berjalan dengan normal. Saya rasa akan ada peran yang hilang, seperti peran membahagiakan suami dan anak. Dan, celakanya kalau sang suami memiliki pekerjaan biasa saja dengan penghasilan biasa-biasa saja. Kata-kata cerai akan mudah terlontarkan. (contohnya anggota dewan fena melinda dan rahel maryam)

Tidak semua buruk, tentu akan ada positif, jika dewan ini kebanyakan perempuan. Bisa jadi pelacuran hilang dari kota tersebut. Bisa jadi kejahatan terhadap perempuan akan minim, karena akan ada hukuman berat bagi pelaku. Celaka sudah, jika masalah sosial dan moral tidak bisa ditangani, maka percuma mereka jadi dewan.

Ok lah judul dan andai-andai tadi cuma perkiraan saya. Faktanya, untuk saat ini, saya lihat banyak caleg wanita untuk tahun 2014 hanya hadir sebagai pemanis baliho partai. Apa pemikiran dan ide mereka, sejauh ini belum terlihat.

 Ada anggapan, para celeg perempuan ini bisa terdaftar jadi caleg karena terpaksa. UU pemilu mewajibkan partai untuk keterwakilan perempuan menjadi caleg sekurangnya 20 persen. Semoga saja cuma anggapan yang salah.

Jadi, Anda caleg perempuan manfaatkan kesempatan yang diberikan partai. Jangan beranggapan, jadi caleg karena dipaksakan tadi. Jadilah caleg yang ada visi misi sendiri dan mewujudkannya. Setidaknya, semangat pembicara dari caleg perempuan di televisi diatas harus dimiliki masing-masing caleg perempuan.Oh ya, untuk tulisan berandai-andainya, kalau ada menjadikannya sebuah cerita Film bagus juga tuh. Tapi, jangan lupain saya ya.(dedy suwadha/8 januari 2014).

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 09 Januari 2014

Jika Semua Anggota DPR Perempuan




 Judul ini termaktub setelah melihat siaran televisi lokal, yang membicarakan peran perempuan harus bisa mewujud cita-citanya. Kalau bercita-cita saat ini jadi caleg, maka harus bisa mewujudkannya menjadi anggota dewan perwakilan rakyat.

Sang pembicara seorang caleg perempuan dan terdengar bersemangat melontarkan ide-idenya. Saking semangatnya, sang pembawa acara terbengong-bengong, sambil berkata iya-iya dan Oh gitu ya buk.

Wow atau alamak atau apalah yang terlontar dari Anda, jika memang judul di atas terwujud..  Siapa tau, dan takdir mengamini.

Sejenak berpikir, mungkin bisa terwujud, karena penyebaran caleg perempuan sepertinya merata di masing-masing daerah pemilihan. Bisa saja terwujud, karena katanya jumlah pemilih perempuan lebih banyak dari pemilih pria.

Tapi, jika memang terjadi, bahwa di satu kota, atau sejumlah kota di negeri ini, anggota dewan yang duduk semua adalah perempuan. Pertanyaanya, siapkah Anda yang laki-laki menerima kondisi tersebut ?

Kalau Saya siap saja, karena mereka secara hukum dan demokrasi mereka terpilih dan dipercaya oleh masyarakat. Artinya, inilah demokrasi itu, dan Indonesia saat ini tengah menjalankannya secara terbuka paska reformasi 1998.

Tentu saja.. Ada gejolak dan tidak senang jika terjadi kondisi demikian. Mereka-mereka yang membawa nama agama atau monarki, saya tebak akan melawan, dan jelas perlawanan mereka terlambat.

Cuma Berandai-andai

Ketika ibu-ibu dewan ini duduk, dalam pikiran saya, pada 2 bulan mereka duduk dan dilantik jadi anggota dewan, hal pertama sikapi dan akan dilakukan menyikapi dekorasi atau gorden di ruangan. Bisa gorden dan dekorasi di ruangan sidang, ruang komisi, atau toilet. Bisa jadi, warna gorden masing-masing fraksi beda warna, sesuai dengan warna partai. (itu kalau melihat gaya istri saya setiap mau lebaran)

Mungkin saja, pada bulan berikutnya akan banyak kaca-kaca ukuran besar menempel di dinding dewan. Lebih privasi akan ada ruangan berhias lengkap dengan lemari baju serta peralatan Make up.  Nah, gimana dengan kendaraan operasional. Kira-kira mobil baru jenis apa ya yang disukai perempuan saat ini?.

Selesai bahas ruangan dan kendaraan, giliran penampilan dan pakaian. Dalam benak saya, pakaian jelas modis seperti pakaian-pakaian perempuan pergi arisan. Jika melihat baliho dan poster caleg perempuan yang bertebaran saat ini, sepertinya hijaber mendominasi.

Ok.. mari berandai dengan kebijakan untuk masyarakat. Kira-kira kebijakan apa yang akan mereka buat pertama kali ya. Karena peduli ibu rumah tangga, maka kebijakan populis adalah menurunkan harga sembako, entah bagaimana caranya.

Kebijakan publik lainnya, bisa jadi penempatan pos anggaran yang berbasis keberpihakan kepada perempuan.Apa saja itu, bagi saya masih teka-teki, jika Anda perempuan apa yang menurut Anda diutamakan.

Kegiatan yang paling ditunggu-tunggu bisa jadi reses, atau kunjungan kerja keluar kota atau keluar negeri.. "Blanja-blanja". Kalau rapat tertutup atau sidang mungkin lebih menarik lagi untuk dilihat. (gosip dulu baru sidang, apa sidang berbarengan dengan gosip) he he he.. (maaf ya)

Pandangan Saja

Jika kekuasaan dan kenyamanan telah ditangan dan dirasakan, apakah peran mereka melayani suami dan besar anak akan berjalan dengan normal. Saya rasa akan ada peran yang hilang, seperti peran membahagiakan suami dan anak. Dan, celakanya kalau sang suami memiliki pekerjaan biasa saja dengan penghasilan biasa-biasa saja. Kata-kata cerai akan mudah terlontarkan. (contohnya anggota dewan fena melinda dan rahel maryam)

Tidak semua buruk, tentu akan ada positif, jika dewan ini kebanyakan perempuan. Bisa jadi pelacuran hilang dari kota tersebut. Bisa jadi kejahatan terhadap perempuan akan minim, karena akan ada hukuman berat bagi pelaku. Celaka sudah, jika masalah sosial dan moral tidak bisa ditangani, maka percuma mereka jadi dewan.

Ok lah judul dan andai-andai tadi cuma perkiraan saya. Faktanya, untuk saat ini, saya lihat banyak caleg wanita untuk tahun 2014 hanya hadir sebagai pemanis baliho partai. Apa pemikiran dan ide mereka, sejauh ini belum terlihat.

 Ada anggapan, para celeg perempuan ini bisa terdaftar jadi caleg karena terpaksa. UU pemilu mewajibkan partai untuk keterwakilan perempuan menjadi caleg sekurangnya 20 persen. Semoga saja cuma anggapan yang salah.

Jadi, Anda caleg perempuan manfaatkan kesempatan yang diberikan partai. Jangan beranggapan, jadi caleg karena dipaksakan tadi. Jadilah caleg yang ada visi misi sendiri dan mewujudkannya. Setidaknya, semangat pembicara dari caleg perempuan di televisi diatas harus dimiliki masing-masing caleg perempuan.Oh ya, untuk tulisan berandai-andainya, kalau ada menjadikannya sebuah cerita Film bagus juga tuh. Tapi, jangan lupain saya ya.(dedy suwadha/8 januari 2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About

Copyright © Modus News Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger