Dedy Tribun . Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 10 Januari 2014

Setelah Anas, Mungkinkah KPK Bidik Wapres Boediono ?


- Tidak Ada yang Gratis Dalam Penahanan Anas Urbaninggrum

Tidak ada yang gratis di dunia. Kecuali kentut. Eh, kalau tidak bisa kentut, bisa jadi penyakit. Obatnya bisa operasi, dan ujungnnya tetap bayar juga. Kalau ketut aja akhirnya bayar, lalu bagimana dengan penahanan Anas Urbaninggrum oleh KPK, Jumat malam (10/1). Apakah gratis atau tidak, saya tidak tahu, kalau Anda tahu tolong kasih tahu ya, jadi penasaran.

Baiklah, saya tidak mau menduga apalagi menuduh. Cuma pikiran saya, berita Anas Urbaninggrum yang ditahan KPK kalah menarik, dengan Anas yang dijaga puluhan polisi, bisa dilempar telur oleh seorang. Hebat dan salut buat yang melempar.

Pertanyaannya, siapa yang melempar itu ya, kok berani-beraninya melempar. Sepertinya melecehkan polisi, intel dari berbagai kesatuan dan tentu awak media yang berkerumun menjelang menaiki mobil.

Apakah sosok pelempar ini orang yang peduli dengan negara ini, atau memang tergerak dari satu hal yang tidak gratis. Apakah pelempar ini orang dekat ternama atau sekedar lalu di KPK dan penasaran lihat kerumunan wartawan, dan seketika membeli telur.

Emang ada ya orang jual telur mentah dekat kantor KPK. Atau memesan telur mentah pada tukang nasi goreng kali ya. Atau memang pelempar ini membawa telur mentah setiap hari, atau bisa jadi tukang nasi goreng yang melempar.. (kwkwkwkwkwkwk lah kalau begitu)..

Ok.. Mari kita tarik benang merahnya kasus Anas ini. Dia ditahan pada kasus apa ya. Kasus Hambalang, apa kasus proyek lainnya.  Apakah kasus gratifikasi Pemilihan Ketua Umum Demokrat lalu, apa kasus besar lainnya.  Takutnya, penahanan Anas ini berdampak pada hilangnnya berita-berita besar yang akan menghantam kubu Demokrat dan keluarga SBY.

Dalam tulisan saya sebelumnya, berjudul KPK itu Bukan Kerbau Peranakan Kambing, bahwa kasus ini ada yang mengembalakannya, memang sangat dirasa bauk kambingnya, eh salah bau busuknya.  Rasa itu bisa dilihat ucapan Anas yang menyatakana Penahanan dirinya Kado Tahun Baru bagi Bapak SBY. Sebenarnya, komentar Anas soal Kado ini menarik juga dibahas, tapi sebentar dulu.. Kita balek dulu soal pengembalaan tadi.

Karena, pemanggilan KPK disebut juga pemeriksaan dengan kasus lain. Kasus lain itu apa ya? Apakah kasus gratifikasi dimana sejumlah politisi Demokrat telah dimintai keterangan oleh KPK, terkait pemilihan Ketum Demokrat, dimana kubu Anas bagi-bagi hadiah.

Wow, hadiah yang sangat besar dan banyak tentunya, dan kalau berandai-andai mengenai dananya, tentu saya tidak yakin Anas akan banyak uang untuk memberi hadiah-hadiah itu. Sekali lagi, tidak ada yang Gratis loh. Pertanyaanya, lalu Anas bisa mendapat banyak uang jika ada dari mana.

Disinilah yang menariknya, dimana sebelum penahanan Anas, kubu Anas telah menyatakan nama Edi Baskoro sosok yang bertanggung jawab akan dugaan grativikasi. Bahkan, politisi PKS Fahri menilai sosok yang layak ditahan itu adalah Ibas. Anda Bingung, Saya Juga Bingung.  Bingung apakah keadilan itu hanya berlaku setengah-setengah atau berlaku untuk mereka yang melawan CIA, eah  salah melawan pemimpin.

Komentar menarik juga datang dari Gde Pasek. Dimana kalau Anas ditahan sejak bulan puasa kemaren, maka bulan Januari ini sudah masuk sidang. Oh ya, Puasa bulan Juli-Agustus 2013 kan. Artinya ada enam bulan.  Kalau merunut pernyataan Gde Pasek ini, maka 2 hingga 3 bulan kedepan baru akan maju persidangan. Bisa jadi sampai menjelang April Pemilu 2014. 


Lalu, kapan  KPK untuk mengusut tuntas kasus Century, saya tidak tahu. Paska pemilu legislatif April masuk proses pemilihan presiden, dan apakah  kasus Century akan dimainkan jelan pemilu presiden, menarik kita tunggu karena keterangan  Wapres Boediono telah dimintai. Pertanyaannya, berani tidak KPK.

Sekali lagi, semua tidak ada yang gratis, semoga saja kasus Anas bukan barteran kasus Century. Upps, hari Jumat 10 Januari ini kan ulang tahun Partai PDI Perjuangan ke 41. Dan, tentu penahanan Anas bukan Kado Ulang Tahun buat PDI Perjuangan. (maaf kalau cuma beranggapan ya)... (dedy suwadha/ 10 januari 2014)

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 10 Januari 2014

Setelah Anas, Mungkinkah KPK Bidik Wapres Boediono ?


- Tidak Ada yang Gratis Dalam Penahanan Anas Urbaninggrum

Tidak ada yang gratis di dunia. Kecuali kentut. Eh, kalau tidak bisa kentut, bisa jadi penyakit. Obatnya bisa operasi, dan ujungnnya tetap bayar juga. Kalau ketut aja akhirnya bayar, lalu bagimana dengan penahanan Anas Urbaninggrum oleh KPK, Jumat malam (10/1). Apakah gratis atau tidak, saya tidak tahu, kalau Anda tahu tolong kasih tahu ya, jadi penasaran.

Baiklah, saya tidak mau menduga apalagi menuduh. Cuma pikiran saya, berita Anas Urbaninggrum yang ditahan KPK kalah menarik, dengan Anas yang dijaga puluhan polisi, bisa dilempar telur oleh seorang. Hebat dan salut buat yang melempar.

Pertanyaannya, siapa yang melempar itu ya, kok berani-beraninya melempar. Sepertinya melecehkan polisi, intel dari berbagai kesatuan dan tentu awak media yang berkerumun menjelang menaiki mobil.

Apakah sosok pelempar ini orang yang peduli dengan negara ini, atau memang tergerak dari satu hal yang tidak gratis. Apakah pelempar ini orang dekat ternama atau sekedar lalu di KPK dan penasaran lihat kerumunan wartawan, dan seketika membeli telur.

Emang ada ya orang jual telur mentah dekat kantor KPK. Atau memesan telur mentah pada tukang nasi goreng kali ya. Atau memang pelempar ini membawa telur mentah setiap hari, atau bisa jadi tukang nasi goreng yang melempar.. (kwkwkwkwkwkwk lah kalau begitu)..

Ok.. Mari kita tarik benang merahnya kasus Anas ini. Dia ditahan pada kasus apa ya. Kasus Hambalang, apa kasus proyek lainnya.  Apakah kasus gratifikasi Pemilihan Ketua Umum Demokrat lalu, apa kasus besar lainnya.  Takutnya, penahanan Anas ini berdampak pada hilangnnya berita-berita besar yang akan menghantam kubu Demokrat dan keluarga SBY.

Dalam tulisan saya sebelumnya, berjudul KPK itu Bukan Kerbau Peranakan Kambing, bahwa kasus ini ada yang mengembalakannya, memang sangat dirasa bauk kambingnya, eh salah bau busuknya.  Rasa itu bisa dilihat ucapan Anas yang menyatakana Penahanan dirinya Kado Tahun Baru bagi Bapak SBY. Sebenarnya, komentar Anas soal Kado ini menarik juga dibahas, tapi sebentar dulu.. Kita balek dulu soal pengembalaan tadi.

Karena, pemanggilan KPK disebut juga pemeriksaan dengan kasus lain. Kasus lain itu apa ya? Apakah kasus gratifikasi dimana sejumlah politisi Demokrat telah dimintai keterangan oleh KPK, terkait pemilihan Ketum Demokrat, dimana kubu Anas bagi-bagi hadiah.

Wow, hadiah yang sangat besar dan banyak tentunya, dan kalau berandai-andai mengenai dananya, tentu saya tidak yakin Anas akan banyak uang untuk memberi hadiah-hadiah itu. Sekali lagi, tidak ada yang Gratis loh. Pertanyaanya, lalu Anas bisa mendapat banyak uang jika ada dari mana.

Disinilah yang menariknya, dimana sebelum penahanan Anas, kubu Anas telah menyatakan nama Edi Baskoro sosok yang bertanggung jawab akan dugaan grativikasi. Bahkan, politisi PKS Fahri menilai sosok yang layak ditahan itu adalah Ibas. Anda Bingung, Saya Juga Bingung.  Bingung apakah keadilan itu hanya berlaku setengah-setengah atau berlaku untuk mereka yang melawan CIA, eah  salah melawan pemimpin.

Komentar menarik juga datang dari Gde Pasek. Dimana kalau Anas ditahan sejak bulan puasa kemaren, maka bulan Januari ini sudah masuk sidang. Oh ya, Puasa bulan Juli-Agustus 2013 kan. Artinya ada enam bulan.  Kalau merunut pernyataan Gde Pasek ini, maka 2 hingga 3 bulan kedepan baru akan maju persidangan. Bisa jadi sampai menjelang April Pemilu 2014. 


Lalu, kapan  KPK untuk mengusut tuntas kasus Century, saya tidak tahu. Paska pemilu legislatif April masuk proses pemilihan presiden, dan apakah  kasus Century akan dimainkan jelan pemilu presiden, menarik kita tunggu karena keterangan  Wapres Boediono telah dimintai. Pertanyaannya, berani tidak KPK.

Sekali lagi, semua tidak ada yang gratis, semoga saja kasus Anas bukan barteran kasus Century. Upps, hari Jumat 10 Januari ini kan ulang tahun Partai PDI Perjuangan ke 41. Dan, tentu penahanan Anas bukan Kado Ulang Tahun buat PDI Perjuangan. (maaf kalau cuma beranggapan ya)... (dedy suwadha/ 10 januari 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About

Copyright © Modus News Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger