Dedy Tribun . Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 20 Januari 2014

Kora-kora Ala Perairan Kepri



Tulisan kali ini cukup pendek dari pengalaman beberapa hari terakhir. Saya mau berbagi aja dan memang lagi malas mikir.
Musim utara, obak tinggi dan angin kencang. Orang Thionghoa nyebut bulannya Imlek alias Gong Xi Fat Chai. 

Musim ini terjadi rentang musim hujan, antara Desember dan bisa berakhir Februari. Sesuai dengan shio tahun 2014 ini Kuda Kayu, tepat rasanya, karena kuda lari kencang dan itu dirasakan angin sejak Awal Januari benar-benar kencang sekali.

Saking kencangnya angin ini, membuat kita berkendara saja bisa goyang tertiupnya. Itu baru di darat. Angin lebih terasa berat dirasa saat berada diatas kapal. Serasa naik permainan kora-kora di Dufan Ancol Jakarta.

Bagi yang tidak biasa naik kapal speed Boat atau ferry, bisa jadi pusing. Tapi, bagi Anda yang biasa, dapat menikmatinya.

Sensasi goyang laut bercampur air garam menyiram wajah. Itu dapat dirasa kalau berani duduk di belakang kapal.

Goncangan serasa kora-kora ini saya rasakan cuma 1 jam. Masih kalah dengan mereka penumpang Kapal Perintis Sabuk Nusantara, yang diberitakan sempat hilang kontak dan dicemaskan tenggelam.

Ya, KM Trigas berlayar dari Tanjungpinang menuju Pulau Anambas dan diteruskan ke Natuna. Dimana pulau ini, ya pulau kaya minyak ini berada di tengah-tengah Laut Cina Pacifik, yang terkenal dengan ombak rata-rata 4 meter.

Bisa jadi, pengalaman yang cukup menakutkan bagi saya jika memang berada di Kapal itu, yang berjalan hampir 8 jam pelayarannya.

‎Ketakutan itu ditambah dengan kondisi kapal yang jika dilihat kurang meyakinkan. Kecemasan itu berakhir, dan berita kapal ditemukan telah merapat di Anambas. Tepatnya, setelah terlambat berjam-jam. 

Dengan kondisi di Kapal Trigas, bisa jadi rasa bermain naik Kora-kora sudah tak karuan lagi.

Bisa jadi, satu jam awal, bisa saja enak dan selanjutnya.. Mungkin ampun-ampunan. Jika sudah demikian, siapa yang disalahkan.

Nahkoda apa syah bandarnya. Kalau yang saya kutip dari penjelasan kawan-kawan, Nahkoda kapal terpaksa tetap berangkat karena desakan penumpang. 

Wajar juga, penumpang tertunda berangkat beberapa hari, akibat cuaca buruk yang disertai oleh hujan, angin kencang dan ombak tinggi.

Selain itu, barang muatan berisikan sembako untuk masyarakat Anambas ‎ sudah harus sampai. Maklum pulau Anambas sangat tergantung hidupnya dengan sembako dari Tanjungpinang. Disana tidak ada sawah, pertanian maupun perkebunan. Satu-satu tumbuhan produktif cuma kelapa. 

Walau daerah dengan penduduk sekitar 50 ribuan manusia, APBD tahun 2014 mencapai 1,2 Triliun. Penduduk kaya dengan keterbatasan untuk membeli, karena barang yang dibeli juga susah. Bahkan, sepiring nasi goreng saja bisa 25 ribu untuk porsi biasa. Sewa kamar kos-kosan bisa puluhan juta juga setahun.

Beruntung manusia di Anambas pintar cara habisin duit. Ya dengan jalan-jalan ke Batam atau ke Tanjungpinang. 
Kembali ke cerita kora-kora ini, saya cuma hendak info saja, kalau naik kapal nyebrang dari Batam Ke Pinang harus banyak berdoa dan kuat mental. Ombak tinggi oiii.. (dedy suwadha/21 Januari 2014). ‎





0 komentar:

Posting Komentar

Senin, 20 Januari 2014

Kora-kora Ala Perairan Kepri



Tulisan kali ini cukup pendek dari pengalaman beberapa hari terakhir. Saya mau berbagi aja dan memang lagi malas mikir.
Musim utara, obak tinggi dan angin kencang. Orang Thionghoa nyebut bulannya Imlek alias Gong Xi Fat Chai. 

Musim ini terjadi rentang musim hujan, antara Desember dan bisa berakhir Februari. Sesuai dengan shio tahun 2014 ini Kuda Kayu, tepat rasanya, karena kuda lari kencang dan itu dirasakan angin sejak Awal Januari benar-benar kencang sekali.

Saking kencangnya angin ini, membuat kita berkendara saja bisa goyang tertiupnya. Itu baru di darat. Angin lebih terasa berat dirasa saat berada diatas kapal. Serasa naik permainan kora-kora di Dufan Ancol Jakarta.

Bagi yang tidak biasa naik kapal speed Boat atau ferry, bisa jadi pusing. Tapi, bagi Anda yang biasa, dapat menikmatinya.

Sensasi goyang laut bercampur air garam menyiram wajah. Itu dapat dirasa kalau berani duduk di belakang kapal.

Goncangan serasa kora-kora ini saya rasakan cuma 1 jam. Masih kalah dengan mereka penumpang Kapal Perintis Sabuk Nusantara, yang diberitakan sempat hilang kontak dan dicemaskan tenggelam.

Ya, KM Trigas berlayar dari Tanjungpinang menuju Pulau Anambas dan diteruskan ke Natuna. Dimana pulau ini, ya pulau kaya minyak ini berada di tengah-tengah Laut Cina Pacifik, yang terkenal dengan ombak rata-rata 4 meter.

Bisa jadi, pengalaman yang cukup menakutkan bagi saya jika memang berada di Kapal itu, yang berjalan hampir 8 jam pelayarannya.

‎Ketakutan itu ditambah dengan kondisi kapal yang jika dilihat kurang meyakinkan. Kecemasan itu berakhir, dan berita kapal ditemukan telah merapat di Anambas. Tepatnya, setelah terlambat berjam-jam. 

Dengan kondisi di Kapal Trigas, bisa jadi rasa bermain naik Kora-kora sudah tak karuan lagi.

Bisa jadi, satu jam awal, bisa saja enak dan selanjutnya.. Mungkin ampun-ampunan. Jika sudah demikian, siapa yang disalahkan.

Nahkoda apa syah bandarnya. Kalau yang saya kutip dari penjelasan kawan-kawan, Nahkoda kapal terpaksa tetap berangkat karena desakan penumpang. 

Wajar juga, penumpang tertunda berangkat beberapa hari, akibat cuaca buruk yang disertai oleh hujan, angin kencang dan ombak tinggi.

Selain itu, barang muatan berisikan sembako untuk masyarakat Anambas ‎ sudah harus sampai. Maklum pulau Anambas sangat tergantung hidupnya dengan sembako dari Tanjungpinang. Disana tidak ada sawah, pertanian maupun perkebunan. Satu-satu tumbuhan produktif cuma kelapa. 

Walau daerah dengan penduduk sekitar 50 ribuan manusia, APBD tahun 2014 mencapai 1,2 Triliun. Penduduk kaya dengan keterbatasan untuk membeli, karena barang yang dibeli juga susah. Bahkan, sepiring nasi goreng saja bisa 25 ribu untuk porsi biasa. Sewa kamar kos-kosan bisa puluhan juta juga setahun.

Beruntung manusia di Anambas pintar cara habisin duit. Ya dengan jalan-jalan ke Batam atau ke Tanjungpinang. 
Kembali ke cerita kora-kora ini, saya cuma hendak info saja, kalau naik kapal nyebrang dari Batam Ke Pinang harus banyak berdoa dan kuat mental. Ombak tinggi oiii.. (dedy suwadha/21 Januari 2014). ‎





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About

Copyright © Modus News Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger