Dedy Tribun . Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 01 Februari 2014

Hadirkan Taman Ismail di Tanjungpinang


Tanjungpinang sebagai Ibu Kota Provinsi Kepri ‎ dinilai masih ketinggalan dari Ibu Kota Provinsi di daerah lain. Ini dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur dan perkembangan pembangunan yang belum jelas arahnya.

DR Harry Azhar Aziz, Anggota Komisi 11 DPR RI ‎menilai, upaya pemerintah daerah masih belum terlihat, bagaimana cara membuat Kota Tanjungpinang, menjadi Kota yang setara dengan Ibukota Provinsi lain di Indonesia. Padahal, Tanjungpinang telah ditunjuk dan jadi Ibukota hampir 10 tahun. 

" Fungsi kami di pusat tidak ada untuk kepentingan pembangunan daerah. Maju dan berkembangnya kota murni peran dari Walikota dan Gubernurnya, karena memiliki kewenangan menggunakan APBD dan APBN. Jika berbicara kemajuan Ibukota Kepri, tentu saya nilai masih seperti dulu. Fungsi kami, hanya mengkritisi dan mengimbau, agar daerah proaktif mengajukan anggaran ke pemerintah pusat. Jika pembangunan untuk kepentingan masyarakat, baiknya proaktif. Dan, itu saya lihat di daerah lain, dimana pemerintah daerahnya lebih aktif,"ujar Harry Azhar kepada Wartawan, Sabtu (1/2)‎.

Harry menilai, rencana pembangunan di Kota Tanjungpinang masih belum terlihat arahnya seperti apa. Sektor apa yang akan digenjot dan jadi unggulan. Jika hanya handalkan sektor wisata, maka harus serius, dan dari sekarang.

" Sekarang orang berwisata ke Tanjungpinang, apa ke Bintan. Kita sama ketahui jawabannya. Memang ada turis ke Pinang, tapi sifatnya kan transit, dan tujuan selanjutnya ke Bintan. Oke, ada Pulau Penyengat‎, tapi apakah infrastruktur di sana memungkinkan orang atau turis menetap. Paling, orang datang bentar, lalu pulang," ungkap Harry.

Untuk menciptakan daya tarik sektor wisata dan dipadukan dengan budaya ini, maka pemerintah daerah dan dibantu pusat, membuat desain pembangunan berwawasan pariwisata.

" Kalau saya usulnya, bangun kawasan seperti Taman Ismail Marjuki di Jakarta, konsepnya seperti itulah. Biayanya, bisa APBD dan APBN, serta investor. Jika terwujud, Kota ini punya ciri khasnya. Dibandingkan saat ini, mau wisata hendak kemana di Pinang,"tambah Harry, yang juga Caleg DPR RI asal Kepri dari Partai Golkar.

Mengenai peran dia sebagai legislatif asal Kepri di Senayan, selama 9 tahun ini, Harry menjelaskan kalau dia terus memperjuangkan terwujudnya pembangunan Jembatan Batam Bintan.

" Sesuai fungsi, saya telah ajukan ke Bappenas RI, dan menilai dapat dilaksanakan. Namun Terkendala dana, dan kesepakatan dengan pihak investor asing. Perlu regulasi yang jelas dan keamanan dan keberpihakan ke Investor. Informasinya, investor asing tertarik membangun, tapi mereka dipercaya mengelola lahan dikawasan sekitar jembatan. Berapa lama, dan bagaimana itu harus didudukan. Yang pasti, membangun jembatan ini nilainya triliunan rupiah,"papar Harry mengakhiri.(ded)


Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10. Dan follow @dedytribun

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 01 Februari 2014

Hadirkan Taman Ismail di Tanjungpinang


Tanjungpinang sebagai Ibu Kota Provinsi Kepri ‎ dinilai masih ketinggalan dari Ibu Kota Provinsi di daerah lain. Ini dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur dan perkembangan pembangunan yang belum jelas arahnya.

DR Harry Azhar Aziz, Anggota Komisi 11 DPR RI ‎menilai, upaya pemerintah daerah masih belum terlihat, bagaimana cara membuat Kota Tanjungpinang, menjadi Kota yang setara dengan Ibukota Provinsi lain di Indonesia. Padahal, Tanjungpinang telah ditunjuk dan jadi Ibukota hampir 10 tahun. 

" Fungsi kami di pusat tidak ada untuk kepentingan pembangunan daerah. Maju dan berkembangnya kota murni peran dari Walikota dan Gubernurnya, karena memiliki kewenangan menggunakan APBD dan APBN. Jika berbicara kemajuan Ibukota Kepri, tentu saya nilai masih seperti dulu. Fungsi kami, hanya mengkritisi dan mengimbau, agar daerah proaktif mengajukan anggaran ke pemerintah pusat. Jika pembangunan untuk kepentingan masyarakat, baiknya proaktif. Dan, itu saya lihat di daerah lain, dimana pemerintah daerahnya lebih aktif,"ujar Harry Azhar kepada Wartawan, Sabtu (1/2)‎.

Harry menilai, rencana pembangunan di Kota Tanjungpinang masih belum terlihat arahnya seperti apa. Sektor apa yang akan digenjot dan jadi unggulan. Jika hanya handalkan sektor wisata, maka harus serius, dan dari sekarang.

" Sekarang orang berwisata ke Tanjungpinang, apa ke Bintan. Kita sama ketahui jawabannya. Memang ada turis ke Pinang, tapi sifatnya kan transit, dan tujuan selanjutnya ke Bintan. Oke, ada Pulau Penyengat‎, tapi apakah infrastruktur di sana memungkinkan orang atau turis menetap. Paling, orang datang bentar, lalu pulang," ungkap Harry.

Untuk menciptakan daya tarik sektor wisata dan dipadukan dengan budaya ini, maka pemerintah daerah dan dibantu pusat, membuat desain pembangunan berwawasan pariwisata.

" Kalau saya usulnya, bangun kawasan seperti Taman Ismail Marjuki di Jakarta, konsepnya seperti itulah. Biayanya, bisa APBD dan APBN, serta investor. Jika terwujud, Kota ini punya ciri khasnya. Dibandingkan saat ini, mau wisata hendak kemana di Pinang,"tambah Harry, yang juga Caleg DPR RI asal Kepri dari Partai Golkar.

Mengenai peran dia sebagai legislatif asal Kepri di Senayan, selama 9 tahun ini, Harry menjelaskan kalau dia terus memperjuangkan terwujudnya pembangunan Jembatan Batam Bintan.

" Sesuai fungsi, saya telah ajukan ke Bappenas RI, dan menilai dapat dilaksanakan. Namun Terkendala dana, dan kesepakatan dengan pihak investor asing. Perlu regulasi yang jelas dan keamanan dan keberpihakan ke Investor. Informasinya, investor asing tertarik membangun, tapi mereka dipercaya mengelola lahan dikawasan sekitar jembatan. Berapa lama, dan bagaimana itu harus didudukan. Yang pasti, membangun jembatan ini nilainya triliunan rupiah,"papar Harry mengakhiri.(ded)


Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10. Dan follow @dedytribun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About

Copyright © Modus News Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger