Browse » Home
Selasa, 14 Januari 2014
Hitung-hitungan Politik " Provinsi Batam "
Luas daratan Kota Batam itu, tidak seluas Pulau Bintan. Tapi, jumlah penduduknya diperkirakan 3 kali jumlah penduduk di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang.
Secara demografis, Kota Batam terbagi pada Pulau utama adalah Pulau Batam, Pulau-pulau di Rempang Galang, Pulau Bulan dan Belakang Padang dan Pulau Nipah.Semua pulau telah dihuni masyarakat dan total penduduk hampir 1 juta lebih orang.
Batam sendiri hadir berkat Orde Baru dan BJ Habiebie. 30 tahun lebih pulau ini dibangun dengan orang-orang ahli dari berbagai dunia.Mereka tergabung pada Badan Otorita Batam. Pembangunan Batam berwawasan pada investasi asing. Inilah yang membedakan Kota Batam dengan kota lain di Provinsi Kepri.
Selain mengembangkan kawasan industri, Batam dikenal sebagai lokasi wisata dan belanja. Sejak 2002 merantau ke Batam, perubahan Batam dari kawasan terpusat di Nagoya dan Sekupang, beralih ke kawasan maju hampir seluruh kecamatan.
" Setiap kota kecamatan ada pusat bisnis, industri dan pelabuhan. Plan-nya semua tanah di Batam, adalah kawasan maju. Orang Sekupang tak usah belanja ke Batam Centre atau ke Jodoh, karena di Sekupang juga ada Mall, dan Mall ini tersebar, " papar Mustofa Widjaja, Ketua BP Batam tahun 2012, ketika berkunjung ke ruang kerjanya.
Oh ya, bagi saya Batam adalah Jakarta ke dua. Itu kalau dilihat dari keberagaman suku dan agama penduduk. Semua dalam kondisi rukun dan saling mengerti. Bisa juga disebut, Batam itu Aplikasi dari Taman Mini Indonesia Indah. " Batam Taman Mininya Indonesia," celoteh sebagian orang.
Suku yang menaungi, mulai Melayu tempatan, Melayu Riau, Minang, Batak, Aceh, Palembang,Jawa, Bali, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Ambon dan Papua, Thionghoa, India, Arab keturunan. Semua ada, dan jelas mereka penduduk yang bekerja dan produktif. Segi kualitas hidup, rata-rata penduduk Batam usia muda mendominasi. Bahkan 10 tahun lalu, sangat susah menemukan orang tua jompo dijalanan maupun di tempat makan.
Karena hidup tergantung sembako dari luar pulau, maka ragam pekerjaan pun tersedia. Mau baik atau buruk ada jalurnya. Paska, Batam kalah dari Tanjungpinang sebagai ibu kota provinsi Kepri, secara perlahan-lahan Batam memasuki pergolakan Politik berbagai kepentingan. Itu mulai dirasa paska Gubernur Kepri pertama Ismeth Abdulah tergeser dan berakhir di penjara PKP.
Batampun secara perlahan, makin tenggelam dan dirasa kurang menarik lagi. Keistimewan Batam yang dinikmati oleh warga yang tergantung hidup didalamnya, mulai berkurang. Sosok yang selalu berani adu argumen dengan kebijakan pusat, saat ini dirasa tidak adalagi. Baik pejabat keprinya, maupun pejabat kota sendiri.
Terkesan, mereka saling tersandera dengan kasus-kasus yang mungkin saja publik tidak mengetahuinya. (maaf cuma dugaan saja ya).
Batam, dua tahun terakhir mulai resah, dengan dicabutnya kewenangan Badan Otorita Batam. Badan penguasa pulau ini makin meringis dan itu saya rasakan dan terlihat dari seluruh pekerja dan pegawai yang kini bernama Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Siapa sajakah para pegawai BP Batam ini? Ya, kalau saya lihat cara dan sistem kerjanya, sangat internasional dan profesional. Itu kalau dilihat dari sederet gelar sarjana di nama-nama mereka.Mereka adalah para insinyur, doktor, spesialis dibidang masing-masing. Mereka yang berpeluh keringat membuat Batam seperti saat ini.
Namun, petaka itu datang setelah kewenangan BP Batam hilang dan tidak istimewa lagi. Bahkan, para petinggi Batam yang senior dan berprestasi di bidangnya, harus berjuang dipengadilan biar bisa masuk menjadi ketua BP Kawasan lagi. Kan beritanya ada, Mustofa Widjaja dan Istono gagal dan tidak lulus jadi Kandidat Ketua BP Kawasan. Siapa mereka ini, sile googling ya.. panjang ceritanya nanti.
Sedikit info, berapa jumlah pegawai BP ini, sangat banyak, kalau diikutkan keluarga masing-masing. Bisa-bisa separo Batam kali ya. Itu termasuk para pengusaha besar dan kecil yang dimanjakan Otorita Batam selama ini.
Ok.. itu pandangan saya seputar Suhu Politik di lingkungan BP Batam dengan Pemerintah Daerah.
Sekarang, isu BP Batam mulai berimbas dengan Isu "pertalakan" Gubernur Kepri Dengan Wakilnya. (tulisan sebelumnya ya). Wakil Gubernur adalah Warga Kota Batam. Ya, informasi dari teman-teman media, Pisah ranjang Gub dan wagub ini diduga karena Masalah sejumlah nama yang mungkin idaman Wagub, gagal lolos seleksi calon ketua BP Kawasan.
Sebelumnya, suhu Perpolitikan pun makin memanas, dan sosok Wagub mendapat pertentangan mereka-mereka mengatas namakan suku daerah. Berbagai gerakan dibuat secara propaganda, baik secara terang-terangan maupun diam-diam di luar Batam. Bagi saya, kondisi itu dapat dimaklumi. Tapi, jangan mengeneralisir kalau Anda paling hebat, yang lain cuma penonton.
Jadilah, saat ini saya lihat ada kepentingan yang dipadukan t ego masing-masing. Padahal, masalahnya kecil doang, cuma masalah bagi-bagi kue yang tidak rata.
Berita Provinsi Batam
Ketegangan suhu politik ini akhirnya memunculkan ide Batam menjadi Provinsi Sendiri. Itupun telah diberitakan sejumlah media lokal di beberapa bulan sebelum tahun 2013.
Ragam pendapat politik dan hukum memberi penilaian yang positif. Untung saja, baru pendapat tokoh tertentu. Menarik juga kayaknya, kalau diteruskan dengan pendapat - pendapat masyarakat yang diberitakan terus-menerus.
Dan.. dan.. KINI isu dan wacana Batam Jadi Provinsi dalam tebakan saya akan dihembuskan lagi. Melihat suhu politik antara Ibukota Kepri di Tanjungpinang dengan tokoh-tokoh di Batam. Kapan akan dihembuskan isu Provinsi Batam ini, saya perkirakan di tahun ini atau awal tahun 2015. ( maaf cuma mengira-ngira)
Isu akan kembali dimainkan setelah terpilih presiden baru. Dengan syarat presidennya, presiden baju kotak-kotak, alias Jokowi. Itupun akan berembus juga kalau mereka yang parpolnya kalah pada Pilkada Gubernur 2015. Kalau menang, mungkin lain ceritanya. (tetap dong provinsi Kepri).
Bagi saya, Apapun kondisi politik di Kepri masih menarik untuk dibicarakan. Panjang juga tulisan ini, maaf kalau ada yang tidak sepaham. Cuma Analisa saya ketika merenung di kamar TOilet. Tapi yang pasti, dalam negara demokrasi, rakyatlah yang berkuasa.
Kalau rakyat mayoritas menghendaki, apapun bisa terlaksana. Mungkin tidak akan terwujudkan 3 atau 5 tahun kedepan provinsi ini. Namun, seiring makin banyak penduduk, desakan untuk menjadi Provinsi sendiri dari Batam atau daerah istimewa apalah namanya akan terwujudkan.. Kecuali kiamat datang duluan.. Batal deh (dedy suwadha/14 januari 2014)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selasa, 14 Januari 2014
Hitung-hitungan Politik " Provinsi Batam "
Luas daratan Kota Batam itu, tidak seluas Pulau Bintan. Tapi, jumlah penduduknya diperkirakan 3 kali jumlah penduduk di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang.
Secara demografis, Kota Batam terbagi pada Pulau utama adalah Pulau Batam, Pulau-pulau di Rempang Galang, Pulau Bulan dan Belakang Padang dan Pulau Nipah.Semua pulau telah dihuni masyarakat dan total penduduk hampir 1 juta lebih orang.
Batam sendiri hadir berkat Orde Baru dan BJ Habiebie. 30 tahun lebih pulau ini dibangun dengan orang-orang ahli dari berbagai dunia.Mereka tergabung pada Badan Otorita Batam. Pembangunan Batam berwawasan pada investasi asing. Inilah yang membedakan Kota Batam dengan kota lain di Provinsi Kepri.
Selain mengembangkan kawasan industri, Batam dikenal sebagai lokasi wisata dan belanja. Sejak 2002 merantau ke Batam, perubahan Batam dari kawasan terpusat di Nagoya dan Sekupang, beralih ke kawasan maju hampir seluruh kecamatan.
" Setiap kota kecamatan ada pusat bisnis, industri dan pelabuhan. Plan-nya semua tanah di Batam, adalah kawasan maju. Orang Sekupang tak usah belanja ke Batam Centre atau ke Jodoh, karena di Sekupang juga ada Mall, dan Mall ini tersebar, " papar Mustofa Widjaja, Ketua BP Batam tahun 2012, ketika berkunjung ke ruang kerjanya.
Oh ya, bagi saya Batam adalah Jakarta ke dua. Itu kalau dilihat dari keberagaman suku dan agama penduduk. Semua dalam kondisi rukun dan saling mengerti. Bisa juga disebut, Batam itu Aplikasi dari Taman Mini Indonesia Indah. " Batam Taman Mininya Indonesia," celoteh sebagian orang.
Suku yang menaungi, mulai Melayu tempatan, Melayu Riau, Minang, Batak, Aceh, Palembang,Jawa, Bali, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Ambon dan Papua, Thionghoa, India, Arab keturunan. Semua ada, dan jelas mereka penduduk yang bekerja dan produktif. Segi kualitas hidup, rata-rata penduduk Batam usia muda mendominasi. Bahkan 10 tahun lalu, sangat susah menemukan orang tua jompo dijalanan maupun di tempat makan.
Karena hidup tergantung sembako dari luar pulau, maka ragam pekerjaan pun tersedia. Mau baik atau buruk ada jalurnya. Paska, Batam kalah dari Tanjungpinang sebagai ibu kota provinsi Kepri, secara perlahan-lahan Batam memasuki pergolakan Politik berbagai kepentingan. Itu mulai dirasa paska Gubernur Kepri pertama Ismeth Abdulah tergeser dan berakhir di penjara PKP.
Batampun secara perlahan, makin tenggelam dan dirasa kurang menarik lagi. Keistimewan Batam yang dinikmati oleh warga yang tergantung hidup didalamnya, mulai berkurang. Sosok yang selalu berani adu argumen dengan kebijakan pusat, saat ini dirasa tidak adalagi. Baik pejabat keprinya, maupun pejabat kota sendiri.
Terkesan, mereka saling tersandera dengan kasus-kasus yang mungkin saja publik tidak mengetahuinya. (maaf cuma dugaan saja ya).
Batam, dua tahun terakhir mulai resah, dengan dicabutnya kewenangan Badan Otorita Batam. Badan penguasa pulau ini makin meringis dan itu saya rasakan dan terlihat dari seluruh pekerja dan pegawai yang kini bernama Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Siapa sajakah para pegawai BP Batam ini? Ya, kalau saya lihat cara dan sistem kerjanya, sangat internasional dan profesional. Itu kalau dilihat dari sederet gelar sarjana di nama-nama mereka.Mereka adalah para insinyur, doktor, spesialis dibidang masing-masing. Mereka yang berpeluh keringat membuat Batam seperti saat ini.
Namun, petaka itu datang setelah kewenangan BP Batam hilang dan tidak istimewa lagi. Bahkan, para petinggi Batam yang senior dan berprestasi di bidangnya, harus berjuang dipengadilan biar bisa masuk menjadi ketua BP Kawasan lagi. Kan beritanya ada, Mustofa Widjaja dan Istono gagal dan tidak lulus jadi Kandidat Ketua BP Kawasan. Siapa mereka ini, sile googling ya.. panjang ceritanya nanti.
Sedikit info, berapa jumlah pegawai BP ini, sangat banyak, kalau diikutkan keluarga masing-masing. Bisa-bisa separo Batam kali ya. Itu termasuk para pengusaha besar dan kecil yang dimanjakan Otorita Batam selama ini.
Ok.. itu pandangan saya seputar Suhu Politik di lingkungan BP Batam dengan Pemerintah Daerah.
Sekarang, isu BP Batam mulai berimbas dengan Isu "pertalakan" Gubernur Kepri Dengan Wakilnya. (tulisan sebelumnya ya). Wakil Gubernur adalah Warga Kota Batam. Ya, informasi dari teman-teman media, Pisah ranjang Gub dan wagub ini diduga karena Masalah sejumlah nama yang mungkin idaman Wagub, gagal lolos seleksi calon ketua BP Kawasan.
Sebelumnya, suhu Perpolitikan pun makin memanas, dan sosok Wagub mendapat pertentangan mereka-mereka mengatas namakan suku daerah. Berbagai gerakan dibuat secara propaganda, baik secara terang-terangan maupun diam-diam di luar Batam. Bagi saya, kondisi itu dapat dimaklumi. Tapi, jangan mengeneralisir kalau Anda paling hebat, yang lain cuma penonton.
Jadilah, saat ini saya lihat ada kepentingan yang dipadukan t ego masing-masing. Padahal, masalahnya kecil doang, cuma masalah bagi-bagi kue yang tidak rata.
Berita Provinsi Batam
Ketegangan suhu politik ini akhirnya memunculkan ide Batam menjadi Provinsi Sendiri. Itupun telah diberitakan sejumlah media lokal di beberapa bulan sebelum tahun 2013.
Ragam pendapat politik dan hukum memberi penilaian yang positif. Untung saja, baru pendapat tokoh tertentu. Menarik juga kayaknya, kalau diteruskan dengan pendapat - pendapat masyarakat yang diberitakan terus-menerus.
Dan.. dan.. KINI isu dan wacana Batam Jadi Provinsi dalam tebakan saya akan dihembuskan lagi. Melihat suhu politik antara Ibukota Kepri di Tanjungpinang dengan tokoh-tokoh di Batam. Kapan akan dihembuskan isu Provinsi Batam ini, saya perkirakan di tahun ini atau awal tahun 2015. ( maaf cuma mengira-ngira)
Isu akan kembali dimainkan setelah terpilih presiden baru. Dengan syarat presidennya, presiden baju kotak-kotak, alias Jokowi. Itupun akan berembus juga kalau mereka yang parpolnya kalah pada Pilkada Gubernur 2015. Kalau menang, mungkin lain ceritanya. (tetap dong provinsi Kepri).
Bagi saya, Apapun kondisi politik di Kepri masih menarik untuk dibicarakan. Panjang juga tulisan ini, maaf kalau ada yang tidak sepaham. Cuma Analisa saya ketika merenung di kamar TOilet. Tapi yang pasti, dalam negara demokrasi, rakyatlah yang berkuasa.
Kalau rakyat mayoritas menghendaki, apapun bisa terlaksana. Mungkin tidak akan terwujudkan 3 atau 5 tahun kedepan provinsi ini. Namun, seiring makin banyak penduduk, desakan untuk menjadi Provinsi sendiri dari Batam atau daerah istimewa apalah namanya akan terwujudkan.. Kecuali kiamat datang duluan.. Batal deh (dedy suwadha/14 januari 2014)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar