Jadwal
resmi kampanye terbuka tinggal beberapa minggu lagi. Walau, gitu
hampir merata caleg mencuri Start kampanye yang dibungkus sosialisasi
wajah, baik di jalanan maupun di media-media.
Curi
Start dilakukan mulai caleg lama dan caleg baru. Baru karena tahun 2014
ini, ada banyak kesempatan jadi Caleg Gratis dan cukup berijazah
sarjana atau tokoh masyarakat. Semua terbuka lebar, dan rata-rata
berpendapat siapa tau jadi.
Karena gratis,
tentu partainya juga kurang favorit, cuma memenuhui kuota caleg saja
kayaknya. Saya tidak mengkomentari anda maju dari partai apa, tapi jika
benar-benar memanfaatkan kesempatan itu, bisa saja partai Anda akan
menjadi partai favorit di tahun ini. Caranya, dengan berani mengkritisi
rekam jejak caleg lama yang ingin maju lagi.
Mengkritisi
boleh, tapi lakukanlah dengan baik dan sopan. Misalnya, berbicara
kritis tapi ada datanya. Bukan mengkritisi tanpa data, ujung-ujungnya
pencemaran nama baik.
Caleg
yang pintar biasanya memainkan data dan memiliki tim sejak lama. Tim
itu yang bekerja secara sistematis, sambil mengumpulkan data didaerah
pemilihannya. Tim inilah yang mengkompori caleg tertentu partai itu
buruk.. Intinya tim mampu memutarkan isu, agar caleg mereka laku dijual.
Butuh
biayakah, tentu.. besarkah relatif. Tapi, kalau dilakukan sejak lama,
maka tidak akan terasa. Beda, kalau jadi caleg karena coba-coba.
Biasanya,
caleg seperti ini cenderung menyuarakan sakit hatinya karena dulu saya
tak dapat, keluarga itu tak dapat, kok cuma keluarga mereka saja yang
dapat. Hasilnya, kritis yang mucul bukan berdasarkan data, tapi
berdasarkan kepentingan pribadi.
Semoga
saja, anda tidak termasuk demikian, jikapun ya, maaf ya ngak masuk
menyinggung, tapi cuma mengingatkan saja. Karena, masih ada waktu untuk
tampil beda dari caleg lain.
Jangan takut, dengan caleg ber"uang" atau caleg lama. Biasanya, mereka caleg ini memanfaatkan pola transaksi.
Mengutip
pernyataan Ketua Bawaslu pusat di TV siang tadi, Caleg dengan uang
banyak, akan mendekati tokoh-tokoh masyarakat tertentu di wilayah
pemilihannya. Artinya, cuma beberapa sosok saja yang terbeli.
"
Bagi beras, sembako, pakaian kayaknya sudah kurang tepat dalam massa
sosialisasi caleg saat ini. Pendekatan ketokoham juga kurang mengena.
Bantuan sembako, ya cocoknya bagi masyarakat korban bencana,"ujar ketua
Bawaslu itu.
Saran saja, manfaatkan massa
sosialisasi lainnya dengan setiap hari Blusukan. Datang dan silahturahmi
warga, tanyakan apa yang dibutuhkan, masalah apa yang perlu segera
dilakukan.
Misal, masalah uang sekolah anak,
jadilah caleg yang mengurusnya baik di sekolah maupun ke tingkat lebih
tinggi di pemerintahan. Atau masalah kesehatan, bantu mengurus keluarga
dan korban yang sakit. Intinya, mengutamakan memberikan Jasa, lebih
mahal dibanding bagi-bagi duit dan sembako.
Siapa
yang bisa jamin, sembako diberi anda akan dipilih besok, siapa tau, ada
caleg lain memberi sembako lain dalam jumlah besar, otomatis Anda akan
dikesampingkan saat pencoblosan nanti.
Oh,
anda berpendapat beri bantuan pada kelompok atau SARA tertentu, ya bisa
saja, tapi kan Anda bukan satu-satunya juga melakukan yang sama.
Cara
ampuh memengaruhi calon pemilih, ya dengan memberikan lapangan kerja
pada warga yang membutuhkan. Mau bukti, ya Jokowi di Solo dengan usaha
kayunya, membuat banyak lapangan kerja, dan itu membantu dan dikenang
masyarakat.
Memang tulisan ini cuma cuap-cuap
saja, tapi saya cuma memberi ide atau cuma sekadar perbandingan apakah
Anda Yang jadi Caleg sudah atau belum melakukan.
Kalau menurut saya, masalah masyarakat saat ini, seputar pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, susah mendapatkan rumah tinggal layak huni, susah mendapatkan fasilitas air dan listrik dan masalah berkaitan dengan hukum dan aparat pemerintah.
Kalau
masalah perut, semua orang bermasalah sama, baik kaya maupun miskin.
Nah, bagaimana caranya mengetahui kebutuhan masyarakat ini, ya dengan
Blusukan. Pertanyaannya, Sudahkan Anda Blusukan Hari ini. (dedy suwadha /
12 februari 2014)
0 komentar:
Posting Komentar